Judul Buku | : | Pelayaran Dan Perdagangan Kawasan Laut Sawu Abad Ke-18 – Awal Abad Ke-20 | |
Pengarang | : | Didik Pradjoko – Friska Indah Kartika | |
Penerbit | : | Wedatama Widya Sastra | |
Cetakan | : | Ke-1 | |
Tahun Terbit | : | 2014 | |
Bahasa | : | Indonesia | |
Jumlah Halaman | : | 343 | |
Kertas Isi | : | CD Plus | |
Cover | : | Soft | |
Ukuran | : | 13 x 20 | |
Berat | : | 200 | |
Kondisi | : | Baru | |
Harga | : | Rp 68,000 | diskon 15% |
Bayar | : | Rp 57,800 | |
Stock | : | 1 |
Pelayaran Dan Perdagangan Kawasan Laut Sawu Abad Ke-18 – Awal Abad Ke-20
Pengarang : Didik Pradjoko – Friska Indah Kartika
Penerbit : Wedatama Widya Sastra
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Kerangka Konseptual
BAB II. KEADAAN ALAM, PENDUDUK, DAN SISTEMMATAPENCARIAN
2.1 Laut Sawu
22 Keadaan Iklim
2.3 Pulau Timor
2.4 Pulau. Sawu dan Rote
25 Pulau Sumba
2.6 Pulau Flores, Komodo
27 Pulau Adonara, Solor, Lembata, Pantar, dan Alor
BAB III. LAUT SAWU DALAM PELAYARAN DAN PERDAGANGAN DI NUSANTARA
3.1 Perdagangan dan Pelayaran di Nusantara
3.2 Pelayaran Perahu Bugis dan Makassar
3.3 Perdagangan Tripang dan Pelayaran di Kawasan Laut Sawu
BAB IV. PELAYARAN, PERDAGANGAN, PEREBUTAN HEGEMONI POLITIK DAN EKONOMI DI NUSA TENGGARA TIMUR SEJAK ABAD XV11-XIX
4.1 Perebutan Pulau dan Laut: Portugis dengan Belanda di Flores, Solor, dan Timor
42 Perkembangan Pelayaran dan Perdagangan dalam Lingkup Laut Sawu
4.3 Perkembangan Pelayaran dan Perdagangan di Kupang
BAB V. MIGRASI PENDUDUK DALAM CERITA TRADISI LISAN MARITIM DALAM MASYARAKAT SUKU BANGSA DI KAWASAN LAUT SAWU
5.1 Arti Penting Kajian Sejarah Maritim
5.2 Tradisi Lisan Sebagai Sumber Rekonstruksi Sejarah 5.3 Sejarah Maritim, Migrarasi Penduduk, dan Integrasi Masyarakat
5.4 Asal Usul Nenek Moyang dalam Cerita Tradisi Lisan di Kawasan Laut Sawu
BAB. VI. LINGKUNGAN DAN BUDAYA MARITIM PENDUDUK ENDE 6.1 Lingkungan Alam Flores dan Ende
6.2 Keadaan Daerah Pesisir, Sungai, dan Perhubungan di Pulau Flores
6.3 Masyarakat dan Budaya di Flores
6.4 Kedatangan Orang Bugis dan Makassar Berta Munculnya Penduduk Campuran (Orang Ende Pantai)
6.5 Pusat Pembuatan Perahu dan Kapal Tradisional dan Kehidupan Para Pedagang di Pulau Ende
BAB. VII PERKEMBANGAN AWAL JARINGAN PELAYARAN DAN PERDAGANGAN PELABUHAN ENDE 1839-1899
7.1 Penetapan Pelabuhan Ende sebagai Pelabuhan Perdagangan
7.1 Penetapan Pelabuhan Ende sebagai Pelabuhan Perdagangan
7.2 Kegiatan Pelayaran dan Perdagangan di Pelabuhan Ende: Perdagangan Budak
7.3 Hubungan Pelayaran dan Perdagangan Ende-Waingapu
7.4 Pelabuhan Ende dalam Jaringan Pelayaran dan Perdagangan Regional-Intemasional
7.5 Perubahan-Perubahan Menjelang Abad ke-20
BAB. VIII PELABUHAN ENDE PADA MASA PUNCAK KEKUASAAN PEMERINTAH HINDIA BELANDA 1900-1930
8.1. Penegakan Kekuasaan dan Pembaharuan Kebijakan Oleh Pemerintah Hindia Belanda di Kawasan Laut Sawu 1900-1915
8.1. Penegakan Kekuasaan dan Pembaharuan Kebijakan Oleh Pemerintah Hindia Belanda di Kawasan Laut Sawu 1900-1915
8.2 Pengembangan jaringan Pelayaran Koninklijk Paketvaart Maatschaapij (KPM)
8.3 Peningkatan Infrastruktur. Pembangunan Fasilitas dan Modernisasi Manajemen Pelabuhan
8.4 Perkembangan Pelayaran dan perdagangan di Pelabuhan Ende: Pembangunan Kantor Pajak
8.5 Pengembangan Perkebunan, Pertanian, dan Peningkatan Perdagangan Komoditas Ekspor
8.6 Hubungan Pelabuhan Ende dengan Hinterland dan Foreland
8.7 Surutnya Kegiatan Pelayaran dan Perdagangan di pelabuhan Ende: Masa Depresi
BAB. IX KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
INDEKS
Share This Article
0 comments:
Posting Komentar