Judul Buku | : | Komunikasi Lintas Budaya | |
Pengarang | : | Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. | |
Penerbit | : | Remaja Rosdakarya | |
Cetakan | : | Cetakan Ke-3 | |
Tahun Terbit | : | 2015 | |
Bahasa | : | Indonesia | |
Jumlah Halaman | : | 556 | |
Kertas Isi | : | HVS | |
Cover | : | Soft | |
Ukuran | : | 16 x 24 | |
Berat | : | 600 | |
Kondisi | : | Baru | |
Harga | : | Rp 119,000 | diskon 20% |
Bayar | : | Rp 95,200 | |
Stock | : | 1 |
Komunikasi Lintas Budaya
Pengarang : Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D.
Penerbit : Remaja Rosdakarya
Pengarang : Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D.
Penerbit : Remaja Rosdakarya
DAFTAR ISI
PENGANTAR
Prolog Mengapa Komunikasi Lintas Budaya Penting Dipelajari? — v
Prolog Mengapa Komunikasi Lintas Budaya Penting Dipelajari? — v
RANAH ASIA - 1
Etika Komunikasi Bisnis Lintas Budaya — 3
Membangun Komunikasi Kesehatan di Indonesia — 17
Prita VS. Dokter — 23
Senyuman Koruptor — 27
Santun tapi Garong — 30
Anas sebagai Aktor — 33
Ramadan dan Komunikasi — 36
lbu Segala Mudik — 39
Idul Fitri dan Komunikasi Tatap-Muka — 43
Jadilah Wanita Positif — 47
Bahasa Wanita — 51
Fenomenologi Poligami — 57
Memilih Rektor Unpad — 61
Kiprah Universitas dalam Membangun Karakter Bangsa — 64
Universitas Kelas Akhirat — 69
Muatan Lokal dalam Pembelajaran Bahasa Jerman — 73
Pariwisata Akademik — 82
Menimbang Kembali Identitas Cina — 85
Bahasa Gado-Gado — 88
Bincang-Bincang di Tokyo — 92
Homestay 95
Geisha — 101
Catatan dari Beijing 104
Komunikasi Orang Cina — 108
Laki-Laki Berjubah Jingga — 112
Menjadi Dosen Tamu di Universitas Malaya — 116
Gadis Berkimono di Shinkansen — 121
Bidadari Berkerudung Biru — 127
Etika Komunikasi Bisnis Lintas Budaya — 3
Membangun Komunikasi Kesehatan di Indonesia — 17
Prita VS. Dokter — 23
Senyuman Koruptor — 27
Santun tapi Garong — 30
Anas sebagai Aktor — 33
Ramadan dan Komunikasi — 36
lbu Segala Mudik — 39
Idul Fitri dan Komunikasi Tatap-Muka — 43
Jadilah Wanita Positif — 47
Bahasa Wanita — 51
Fenomenologi Poligami — 57
Memilih Rektor Unpad — 61
Kiprah Universitas dalam Membangun Karakter Bangsa — 64
Universitas Kelas Akhirat — 69
Muatan Lokal dalam Pembelajaran Bahasa Jerman — 73
Pariwisata Akademik — 82
Menimbang Kembali Identitas Cina — 85
Bahasa Gado-Gado — 88
Bincang-Bincang di Tokyo — 92
Homestay 95
Geisha — 101
Catatan dari Beijing 104
Komunikasi Orang Cina — 108
Laki-Laki Berjubah Jingga — 112
Menjadi Dosen Tamu di Universitas Malaya — 116
Gadis Berkimono di Shinkansen — 121
Bidadari Berkerudung Biru — 127
RANAH ARABIA & AFRIKA — 133
Kenangan Berhaji — 135
Haji sebagai Arena Komunikasi Lintas Budaya — 141
Meneropong Karakter Orang Arab — 147
Komunikasi Orang Arab 153
Benturan Budaya TKW 158
Thawaf sebagai Game 162
Orang Afrika, Imana, dan Pintu Dewa — 168
Dalam Pelukan Mistis Hindia dan Atlantik — 173
Ziarah Ke Makam "Tukang Cukur Nabi" di Kairouan 178
Kenangan Berhaji — 135
Haji sebagai Arena Komunikasi Lintas Budaya — 141
Meneropong Karakter Orang Arab — 147
Komunikasi Orang Arab 153
Benturan Budaya TKW 158
Thawaf sebagai Game 162
Orang Afrika, Imana, dan Pintu Dewa — 168
Dalam Pelukan Mistis Hindia dan Atlantik — 173
Ziarah Ke Makam "Tukang Cukur Nabi" di Kairouan 178
RANAH AMERIKA — 183
Menjemput Kenangan — 185
Jilbab dan Kebebasan Amerika — 191
Sisi-Sisi Amerika yang Islami — 195
Charlie — 201
Bercermin pads Salju — 206
Ibu Segala Masjid — 211
Kebencian di Atas Kebencian — 216
Pengalaman Puasa Muslim Amerika — 221
Mengajar di Universitas Impian — 226
Buka Puasa di Kampung Muslim Buie — 233
Ramadan dan Musim Gugur — 239
"Derita" Seorang "Muslimah" Amerika — 244
Gedung Putih — 247
Gamelan Bali di NIU — 251
Niagara — 254
American Football — 258
Moralitas Aborsi di Amerika — 262
Teater Kematian Michael Jackson — 266
Emak — 269
Ketika Salju Turun — 277
Senja di San Francisco — 285
Nishat Khan — 290
Surat dari Gaza — 297
Lelaki di Massasuchusetts Avenue — 305
Keberangkatan — 312
Menjemput Kenangan — 185
Jilbab dan Kebebasan Amerika — 191
Sisi-Sisi Amerika yang Islami — 195
Charlie — 201
Bercermin pads Salju — 206
Ibu Segala Masjid — 211
Kebencian di Atas Kebencian — 216
Pengalaman Puasa Muslim Amerika — 221
Mengajar di Universitas Impian — 226
Buka Puasa di Kampung Muslim Buie — 233
Ramadan dan Musim Gugur — 239
"Derita" Seorang "Muslimah" Amerika — 244
Gedung Putih — 247
Gamelan Bali di NIU — 251
Niagara — 254
American Football — 258
Moralitas Aborsi di Amerika — 262
Teater Kematian Michael Jackson — 266
Emak — 269
Ketika Salju Turun — 277
Senja di San Francisco — 285
Nishat Khan — 290
Surat dari Gaza — 297
Lelaki di Massasuchusetts Avenue — 305
Keberangkatan — 312
RANAH EROPA - 319
Dari Brussels ke Paris — 321
Refleksi dari Paris — 326
Panduan Buang Hajat pun Sangat Rinci — 331
Orang Jerman, Disiplin, atau Kaku? — 336
Komunikasi Nonverbal Orang Jerman 342
Suatu Musim Panas di Ceko — 348
Kenangan di Salzburg — 353
Menatap Orang Belanda dari Dekat 357
Paradoks Belanda Vs. Paradoks Indonesia — 361
Menjenguk Van Gogh di Amsterdam — 367
Di Italia Tukang Sapu pun Ganteng — 372
Ngabuburit di London — 377
Nonton Corrida di Granada — 383
Perkembangan Islam di Jerman — 387
Komunikasi Antarbudaya dan Politik — 393
Mahalnya Senyuman Orang Rusia — 396
"Au Revoir, Monsieur!" — 400
Daantje Van Schappelaar — 405
Dari Brussels ke Paris — 321
Refleksi dari Paris — 326
Panduan Buang Hajat pun Sangat Rinci — 331
Orang Jerman, Disiplin, atau Kaku? — 336
Komunikasi Nonverbal Orang Jerman 342
Suatu Musim Panas di Ceko — 348
Kenangan di Salzburg — 353
Menatap Orang Belanda dari Dekat 357
Paradoks Belanda Vs. Paradoks Indonesia — 361
Menjenguk Van Gogh di Amsterdam — 367
Di Italia Tukang Sapu pun Ganteng — 372
Ngabuburit di London — 377
Nonton Corrida di Granada — 383
Perkembangan Islam di Jerman — 387
Komunikasi Antarbudaya dan Politik — 393
Mahalnya Senyuman Orang Rusia — 396
"Au Revoir, Monsieur!" — 400
Daantje Van Schappelaar — 405
RANAH AUSTRALIA & NEW ZEALAND - 413
Studi Doktor di Australia — 415
Orang Makassar, Pengunjung Pertama Australia — 420
Kaum Revolusioner Indonesia di Australia — 425
Raden Moenandar dan Gamelan Digul — 430
Generasi yang Hilang — 434
Orang Jawa di Australia — 439
Mengapa Mereka Meninggalkan Kampung Halaman? — 443
Tetap Makan Ikan Asin, Lalap, dan Sambal — 448
Jam Karet di Melbourne — 452
Bergaul dengan Orang Australia — 456
Diskriminasi dan Rasisme — 462
Memuja Masa Lalu — 467
Terpenjara dalam Mimpi — 471
Mengindonesia sebagai Transformasi Kesadaran
Jejak Islam di Alice Springs — 481
Menyelamatkan Seorang Mualaf — 486
Anjing, Orang Australia, dan Muslim — 490
Lebaran dan Identitas Etnik 494
lhwal Nama — 498
Tony Watupongoh, Sang Nasionalis 501
ed Kelly — 505
Mengintip Orang Australia — 509
I am Sorry Seven — 513
Komunikasi Orang New Zealand — 517
Orang Maori, Kerabat Orang Indonesia — 521
Auntie — 525
Di Sebuah Rumah Sakit di Sydney — 531
Back to Melbourne — 536
Studi Doktor di Australia — 415
Orang Makassar, Pengunjung Pertama Australia — 420
Kaum Revolusioner Indonesia di Australia — 425
Raden Moenandar dan Gamelan Digul — 430
Generasi yang Hilang — 434
Orang Jawa di Australia — 439
Mengapa Mereka Meninggalkan Kampung Halaman? — 443
Tetap Makan Ikan Asin, Lalap, dan Sambal — 448
Jam Karet di Melbourne — 452
Bergaul dengan Orang Australia — 456
Diskriminasi dan Rasisme — 462
Memuja Masa Lalu — 467
Terpenjara dalam Mimpi — 471
Mengindonesia sebagai Transformasi Kesadaran
Jejak Islam di Alice Springs — 481
Menyelamatkan Seorang Mualaf — 486
Anjing, Orang Australia, dan Muslim — 490
Lebaran dan Identitas Etnik 494
lhwal Nama — 498
Tony Watupongoh, Sang Nasionalis 501
ed Kelly — 505
Mengintip Orang Australia — 509
I am Sorry Seven — 513
Komunikasi Orang New Zealand — 517
Orang Maori, Kerabat Orang Indonesia — 521
Auntie — 525
Di Sebuah Rumah Sakit di Sydney — 531
Back to Melbourne — 536
DAFTAR PUSTAKA – 542
TENTANG PENULIS - 555
TENTANG PENULIS - 555
Share This Article
0 comments:
Posting Komentar