Judul | : | BUNGA RAMPAI KEBIJAKAN HUKUM PIDANA | |
Pengarang | : | Prof. Dr. Barda Nawawi Arief, SH | |
Penerbit | : | Kencana | |
Cetakan Ke | : | Cet. 3 | |
Tahun Terbit | : | 2011 | |
Bahasa | : | Indonesia | |
Jumlah Halaman | : | 388 hlm | |
Kertas Isi | : | CD | |
Cover | : | Soft | |
Ukuran | : | 15 x 23 cm | |
Berat | : | 600 Gram | |
Kondisi | : | Baru | |
Harga | : | Rp 82,000 | Diskon 15% |
Bayar | : | Rp 69.700 | |
Stock | : | 1 |
KEBIJAKAN HUKUM PIDANA
PERKEMBANGAN PENYUSUNAN KONSEP KUHP BARU
Pengarang: Prof. Dr. Barda Nawawi
Arief, SH
Penerbit: Kencana
DAFTAR ISI
BAB 1 KEBIJAKAN KRIMINAL
Pengertian kebijakan/politik
criminal
Hubungan politik kriminal dengan
politik sosial
Kebijakan integral dalam
penanggulangan kejahatan
Implementasi kebijakan integral
dalam penanggulangan kejahatan
BAB 2 KEBIJAKAN HUKUM PIDANA
Pendahuluan
Pengertian dan ruang lingkup kebijakan hukum pidana
Masalah pembaruan hukum pidana
Pendekatan kebijakan dan
pendekatan nilai dalam kebijakan hukum pidana
BAB 3 UPAYA NONPENAL DALAM
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEJAHATAN
BAB 4 BEBERAPA ASPEK HAK ASASI
MANUSIA DITINJAU DARI SUDUT HUKUM PIDANA
Pendahuluan
HAM dalam hukum positif Indonesia
Beberapa aspek HAM dari sudut
hukum pidana
BAB 5 POKOK-POKOK PEMIKIRAN
BEBERAPA ASPEK BARU DALAM ATURAN UMUM KONSEP KUHP BARU
Pengantar
Pokok pemikiran tentang tindak
pidana
Pokok pemikiran tentang
pertanggungjawaban pidana
Pokok pemikiran tentang pidana
dan pemidanaan
BAB 6 BEBERAPA ASPEK BARU DALAM
KOSNEP KUHP BARU
Pengantar
Beberapa hal baru dalam konsep
KUHP baru
BAB 7 SISTEM PEMIDANAAN MENURUT
KONSEP KUHP BARU DAN LATAR BELAKANG PEMIKIRANNYA
Pendahuluan
Masalah jumlah atau lamanya
ancaman pidana
Masalah peringanan dan pemberatan
pidana
Sistem perumusan dan penerapan
pidana
BAB 8 POLA PEMIDANAAN MENURUT
KUHP DAN KONSEP KUHP
Pengertian dan ruang lingkup pola
pemidanaan
Pola jenis sanksi pidana
Pola lamanya pidana
Pola perumusan pidana
BAB 9 MASALAH PIDANA PERAMPASAN
KEMERDEKAAN DALAM KONSEP KUHP BARU
Pendahuluan
Jenis dan modifikasi pidnaa
perampasan kemerdekaan
Lamanya ancaman pidana perampasan
kemerdekaan
Penetapan dan perumusan pidana
penjara
Kesimpulan
BAB 10 PIDANA PENJARA TERBATAS:
SUATU GAGASAN PENGGABUNGAN ANTARA PIDANA PENJARA DAN PIDANA PENGAWASANN
Pendahuluan
Pengertian dan bentuk pidana
gabungan antara pidana penjara dan pidana pengawasan
Latar belakang gagasan pidana
penjara terbatas
Pendirian pro dan kontra terhadap
gagasan pidana gabungan
Penutup
BAB 11 KEBIJAKAN LEGISLATIF DALAM
RANGKA MENGEFEKTIFKAN PIDANA PENJARA
Pendahuluan
Dasar pembenaran eksistensi
pidana penjara dilihat dari sudut efektivitas sanksi
Kebijakan legislative dalam
rangka mengefektifkan pidana penjara
BAB 12 KEBIJAKAN KRIMINALISASI
DAN DEKRIMINALISASI DALAM KONSEP KUHP BARU
Pengantar
Kebijakan sumber bahan dan
pendekatan proses kriminalisasi dalam penyusunan konsep KUHP baru
Kebijakan penggolongan delik
dalam konsep KUHP baru
Kebijakan penetapan beberapa
delik baru dalam konsep
BAB 13 PERKEMBANGAN DELIK
KESUSILAAN DALAM KONSEP KUHP BARU
Pengertian dan ruang lingkup
delik kesusilaan
Delik kesusilaan di dalam KUHP
dan perkembangan di dalam konsep
Perbandingan delik kesusilaan di
berbagai KUHP asing
Kebijakan penuntutan dalam delik
kesusilaan
BAB 14 MASALAH SIHIR ATAU SANTET
DALAM PERSPEKTIF PEMBARUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA
Pengantar
Pengaturan hukum terhadap masalah
sihir
Kriminalisasi perbuatan yang
berhubungan dengan masalah sihir atau ilmu gaib
Kebijakan kriminalisasi dan
perumusan delik santet dalam konsep KUHP baru
BAB 15 KEBIJAKAN KRIMINALISASI
KUMPUL KEBO DAN SANTET DALAM KONSEP RUU KUHP
Pengantar
Kebijakan kriminalisasi kumpul
kebo dalam konsep KUHP
Kebijakan kriminalisasi masalah
santet dalam konsep RUU KUHP
BAB 16 MASALAH AGAMA DAN
KEAGAMAAN DALAM PEMBARUAN HUKUM PIDANA NASIONAL
Pengantar
Penggalian nilai-nilai hukum
agama dalam rangka pembaruan hukum pidana nasional
Delik agama dalam pembaruan hukum
pidana nasional
BAB 17 PERKEMBANGAN/ PERUBAHAN
FORMULASI KONSEP RUU KUHP 2004-2008
Ruang lingkup perkembangan/ perubahan
formulasi
Perkembangan perubahan formulasi
pasal 1
Perkembangan perubahan pasal 2
Perubahan formulasi ruang
berlakunya hukum pidana menurut tempat
Perkembangan formulasi
bentuk-bentuk tindak pidana
Share This Article
0 comments:
Posting Komentar